Pelatih Dituntut Memahami Kondisi Atletnya
Seorang pelatih dituntut benar-benar memahami kondisi para atletnya dari berbagai aspek. Sebab, menurut pakar olahraga Fakultas Keolahragaan (FKor) UNS Surakarta, Sapta Kunta Purnama, kondisi setiap individu tidak ada yang sama.
‘’Tidak ada individu yang sama, bahkan dua orang yang kembar identik sekalipun. Dalam prinsip latihan individual olahraga, hal itu berkonsekwensi pada reaksi. Beban latihan yang sama, tidak direaksi sama oleh atlet yang berbeda,’’ kata doktor kependidikan kepelatihan olahraga itu pada Pelatihan Pelatih Tingkat Lanjutan di Solo, Senin (25/11).
Maka secara individual, kata pria yang juga Dekan FKor UNS itu, latihan harus direncanakan dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Pada pelatihan yang digelar Nationtal Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jateng bekerja sama dengan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jateng itu, dia menyebut, ada empat aspek dalam latihan. Selain materi fisik dan teknik, atlet juga diasah latihan taktik dan mental.
‘’Latihan fisik yang baik sebagai fondasi, maka akan lebih besar pencapaian dalam teknik, taktik dan mentalnya,’’ jelas dia.
Postur
Berkait aspek mental, Kunta menyebut latihan tersebut mengutamakan keterampilan komunikasi yang dimodifikasi dengan perilaku. Di samping itu teknik relaksasi, di mana fokus latihannya pada penanggulangan penyebab stres akibat kompetisi dan kehidupannya.
‘’Maka latihan mental untuk membentuk atlet yang andal, harus dimulai dari tahap awal latihan hingga pada tahap kompetisi,’’ ujarnya.
Nara sumber lain, Waluyo memaparkan materi pelatihan atletik. Pengurus Bidang Pembinaan Pestasi (Binpres) NPCI yang juga pelatih atletik dari FKor UNS itu menyarankan agar memilih bibit-bibit atlet dengan postur tinggi.
‘’Tak ada juara dunia yang posturnya di bawah 180 centimeter dan masih muda. Sebab, postur berpengaruh pada langkah kaki. Selain itu cari fisik yang berotot karena berkait dengan kekuatan,’’ jelas dia.
Pelatihan yang diikuti sekitar seratus pelatih dari berbagai daerah di Jateng itu digelar selama tiga hari. Menurut Ketua Umum NPCI Jateng Osrita Muslim, selain teori, pelatihan pelatih lanjutan juga dilengkapi dengan sesi praktik di lapangan.(Setyo Wiyono) SOLO,suaramerdekasolo.com