Bintang Tanpa Lawan
SALAH seorang yang siap berkompetisi di lintasan atletik Pra-Peparprov Jateng adalah Karisma Evi Tiarani. Meski tidak ada persiapan khusus, atlet asal Boyolali tersebut menargetkan dirinya sendiri untuk meraih tiga medali emas.
Maklum, cewek yang kini masih duduk di bangku kelas XI SMAN 8 Surakarta tersebut telah menorehkan sederet prestasi, baik di tingkat regional, nasional, bahkan internasional. Lari sprint 100 meter, sprint 200 meter, serta lompat jauh kelas T/F44 menjadi nomor-nomor bidikannya untuk menggenggam gelar juara.
Namun ketika memasuki hari pertama lomba, dara berusia 16 tahun itu hanya bisa duduk di tribun penonton. ‘’Saya tidak jadi turun lomba. Soalnya tidak ada lawan, tak ada peserta lain di kelas T/F44 putri. Ya sudah,’’ ujarnya sambil tersenyum-senyum.
Kemungkinan kontingen-kontingen lain telah memperhitungkan keberadaannya. Artinya, cukup susah untuk menandingi atlet kelahiran Boyolali, 19 Januari 2001 itu. Sederet prestasi telah menjadi buktinya.
Pada Pekan Paralimpik Pelajar Nasional (Pepapernas) yang juga diselenggarakan di Solo, sepekan sebelumnya atau 7-14 November 2017, Evi menyabet tiga emas. Tak hanya itu, dia juga mencatatkan rekor baru pada ketiga nomor yang diikutinya tersebut. Di nomor sprint 100 meter, dia mencatatkan rekor baru 15,12 detik dari catatan sebelumnya 16,33 detik. Lalu sprint 200 meter rekor barunya 31,78 detik (sebelumnya 35,48 detik), serta di nomor lompat jauh 3,9 meter (sebelumnya 3 meter).
Dia juga gemilang di arena Peparnas XV/2015 di Jabar dengan menggenggam simbol juara dari nomor-nomor yang sama. Tak heran, namanya tercantum dalam daftar atlet pelatnas. Prestasinya pun mengkilap pada gelaran Pesta Olahraga Difabel Asia Tenggara (ASEAN Para Games) 2017 di Malaysia. Dia merebut medali emas lompat jauh, serta perak lari jarak pendek 100 dan sprint 200 meter.
Maka tak salah kiranya jika putri pasangan Bejo Riyanto-Istikomah tersebut bak bintang tanpa lawan di ajang Pra-Peparprov. Seandainya ada rival dari daerah lain pun yang siap bersaing, hampir bisa dipastikan belum mampu menandingi Evi.
Kendati demikian, perempuan yang selalu tampil ceria itu tidak ingin takabur. Menekuni atletik sejak kelas II SMP, sikap dan perilakunya tetap merendah. ‘’Saya belum jadi apa-apa. Saya harus tetap berlatih keras demi terus meningkatkan prestasi, baik di olahraga maupun pendidikan. Bersyukur, saya tidak terlalu ketinggalan dalam pelajaran dibandingkan teman-teman lain di sekolah,’’ tuturnya.(*)