Sepak Bola CP Bakal Benahi Teknik Dasar
Ditahan Imbang SSB Al Wathoni
Teknik-teknik dasar bermain bola para pemain tim sepak bola celebral palsy(CP/gangguan pada fungsi otak) National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jateng, perlu dibenahi. Berbagai hal itu harus diasah oleh setiap pemain yang masuk dalam pembinaan jangka panjang (PJP) Jateng, proyeksi Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2020.
‘’Pembenahan teknik dasar perlu dilakukan seluruh atlet. Konsep ball possession juga masih lemah. Perbaikan tak hanya saat latihan bersama, tetapi juga ketika mereka menjalani latihan disentralisasi di daerahnya masing-masing,’’ kata pelatih tim sepak bola CP NPCI Jateng, Muhamad Bram Riyadi, Selasa (9/4).
Kekurangan-kekurangan tersebut dia cermati saat awak timnya menjalani laga persahabatan melawan tim sekolah sepak bola (SSB)Al Wathoni Solo di lapangan Gempol kawasan Gumpang, Kartasura, Sabtu (6/4) sore. Pada pertandingan uji coba yang diguyur hujan tersebut, timnya menahan imbang SSB Al Wathoni, 2-2.
Sekali Setiap Bulan
Delapan pemain yang tercatat sebagai atlet PJP NPCI Jateng tersebut diagendakan berkumpul untuk menjalani latihan bersama, minimal sekali setiap bulan. Sebab, para pemain berdomisili di berbagai daerah di Jateng, antara lain Solo, Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Salatiga dan Magelang. Status PJP saat ini pun desentralisasi, sehingga belum dilaksanakan latihan tersentral.
Latihan bersama tersebut dilaksanakan dalam dua sesi, yakni pagi dan sore. Pada pagi harinya, Adi Joko Saputra dkk menjalani latihan teknik dan kerja sama tim di lapangan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa ( BBRSBD ) Prof Dr Soeharso Surakarta. Para atlet disabilitas itu rata-rata mengalami persoalan dalam keseimbangan fisik, kontrol gerak dan kelincahan.
‘’Delapan atlet itu, terinci atas dua orang kelas FT1 yang kelemahan fisiknya paling berat dan enam FT2 atau lebih ringan. Yang belum ada di tim ini adalah atlet yang klasifikasinya FT3 atau kelemahan fisiknya paling ringan,’’ tutur Bram.(suaramerdekasolo.com Setyo Wiyono)