Sosialisasikan Olahraga Disabilitas, NPCI Jawa Tengah Terima Kunjungan STKIP Modern Ngawi
SOLO, npcjateng.com - National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jawa Tengah menyampaikan sosialisasi olahraga disabilitas ketika menerima kunjungan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Modern Ngawi, Selasa (19/11/2024).
Sekitar 145 mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) didampingi sejumlah dosen STKIP itu diterima di Kantor NPCI Jateng kompleks Stadion Manahan Solo.
Sekretaris Umum Prayitno "Samson" mewakili Ketua Umum NPCI Jateng Osrita Muslim menyampaikan, sosialisasi itu demi meningkatkan awareness dari mahasiswa STKIP Modern Ngawi terhadap olahraga disabilitas, serta mengenalkan sistem kerja NPCI Jawa Tengah.
NPCI Jawa Tengah menemukan permasalahan kompleks pembinaan olahraga disabilitas. Permasalahan utama yaitu keterbatasan SDM disabilitas, peliknya pembinaan olahraga disabilitas, serta permasalahan regulasi dan aturan olahraga disabilitas.
Disabilitas sering dipandang masyarakat sebagai orang yang lemah, jadi beban dan bahkan ada yang memandang sebagai aib. Hal itu menimbulkan rasa kurang percaya diri bagi para penyandangnya.
Prayitno menuturkan, guna memberikan motivasi kepada calon atlet maupun atlet disabilitas, butuh beberapa fase. Pertama adalah fase down, biasanya penyandang disabilitas baru atau yang baru menyadari dirinya seorang difabel, bakal susah diberi motivasi karena masih terpukul.
Setelahnya, pada fase pemulihan dan mulai bisa menerima kondisi, semestinya diisi dengan harapan. Menurutnya pada fase ini lingkungan harus mampu memberi harapan dengan kemungkinan-kemungkinan yang baik.
Kemudian setelah pulih dan menerima keadaan, barulah diberi motivasi seperti pandangan sosial, pandangan diri, bahkan materi yang bisa diraih untuk menaikkan kualitas hidup jika menjadi atlet dengan gambaran prestasi ke depan.
"Ketika seseorang diberi harapan, maka ia akan lebih mudah termotivasi," jelas Samson.
Kaprodi PJKR STKIP Modern Ngawi, Kartika Septianingrum menyampaikan, ketertarikan pihak sekolah tingginya terhadap NPCI Jateng, berdasarkan pada banyaknya hal yang bisa diimplementasikan di organisasi tersebut.
Yakni, mulai dari penjagaan citra, manajemen, hingga pencapaian prestasi. Prestasi sebagai juara umum Peparnas Solo XVII/2024 dengan 161 medali emas, menjadi salah satu alasan prodi tersebut memilih mengunjungi NPCI Jateng.
Dengan kunjungan kali ini, mahasiswa STKIP Modern Ngawi mendapatkan wawasan baru tentang jenjang-jenjang untuk olahraga paralimpik
"Sangat menarik, karena ini hal baru bagi kami. Olahraga disabilitas berhubung dengan olahraga khusus dan kurang perhatian, jadi sangat menarik juga untuk dipelajari," ucap Ridho, mahasiswa semester tiga STKIP Modern Ngawi.
Ia berharap, ke depan lebih banyak orang, terutama di kampus-kampus dapat lebih mengenal tentang olahraga disabilitas.
Ketua II Bidang Pembinaan Prestasi NPCI Jawa Tengah, Slamet Widodo menyampaikan bahwa sekarang stigma disabilitas di mata masyarakat kian membaik.
Masyarakat sudah menjadi lebih ramah disabilitas dan tidak melihatnya sebagai aib ataupun beban.
“Pemerintah juga sudah menyetarakan disabilitas dan nondisabilitas, ke depan agar bisa berkelanjutan dan bisa diterima masyarakat karena olahraga disabilitas dan nondisabilitas juga sama-sama berprestasi," ungkap Slamet.(NPCI Jateng)